Masih bercerita tentang masalah,
lagi – lagi kita sebagai korban terkadang merasakan bahwa masalah dan musibah
yang kita dapatkan teramatlah berat. Bagaikan tertimpa gunung, ditindih bumi
dan langit. Sudah tidak kuat lagi rasanya.
Itulah perasaan kala kita yang
sedang mendpatkan musibah, apalagi ketika melihat orang lain yang mungkin saat
itu raut wajahnya masih berbinar bahagia, munculah bisikan kenapa ya, yang
dapat musibah ini harus saya, orang lain masih bahagia. Kenapa tidak mereka
saja yang mendaptkan musibah ini.
Saat itu memang perasaan itulah
yang sedang menguasai diri kita, sehingga kita mengisi pikiran kita dengan
pikiran negative, seolah – olah kitalah orang paling malang di dunia ini.
Berusalah kuat menghadapi masalah
itu, dengan berupaya mengisi pikiran kita dengan pikiran yang positive, mencari
sisi yang paling ringan diantara tindihan bumi dan gunung yang sedang menimpa
kita. Memang sulit tapi kita harus mampu keluar dari pikiran dan perasaan itu.
Saat itu kita sedang dalam musibah jangan sampai kita menambah beban dengan
mengisi pikiran negative dalam benak kita. Belum lagi dampak negative dari
pikiran negative tersebut, jangan sampai itu merugikan kita dan orang – orang
sekeliling kita.
Dalam upaya keluar dari pikiran
negative tersebut, saya teringat pernyataan ustadz ketika mengikuti pengajian
rutin, dia mengatakan bahwa kehidupan ini terbatas pada satu individu, ustadz
itu mencontohkan sesama saudara kembar tidak akan mengerti apa yang sedang
dialami, sesuatu yang sedang dirasakan oleh saudara kembar lainya. Begitulah
belum tentu juga musibah kita jauh lebih sulit dari yang lain.
Jika masih memang belum tersadar
bahwa bukan Cuma kita yang sedang kepayahan menghadapi musibah ini, cobalah
sejenak jalan – jalan ke rumah sakit. Kita akan menyaksikan begitu banyak orang
yang sedang bersedih, kesakitan, kesusahan serta kepayahan. Lihatlah raut wajah
mereka satu persatu cobalah meraba apa yang sedang mereka alami. Lihatlah wajah
keluarga orang sedang sakit, sudah pasti ada raut kelelahan dalam wajah mereka,
apalagi jika harus melihat wajah mereka yang sedang sakit, tentu lebih
menyedihkan lagi.
Nasihat pada diri
Agar
berprasangka baik pada Allah SWT
Palangkaraya,
20 Maret 2015 | ©ibnuabdullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar