MENU

Kamis, 18 Juni 2015

Benarkah cuma kita?



Masih bercerita tentang masalah, lagi – lagi kita sebagai korban terkadang merasakan bahwa masalah dan musibah yang kita dapatkan teramatlah berat. Bagaikan tertimpa gunung, ditindih bumi dan langit. Sudah tidak kuat lagi rasanya.

Itulah perasaan kala kita yang sedang mendpatkan musibah, apalagi ketika melihat orang lain yang mungkin saat itu raut wajahnya masih berbinar bahagia, munculah bisikan kenapa ya, yang dapat musibah ini harus saya, orang lain masih bahagia. Kenapa tidak mereka saja yang mendaptkan musibah ini.

Saat itu memang perasaan itulah yang sedang menguasai diri kita, sehingga kita mengisi pikiran kita dengan pikiran negative, seolah – olah kitalah orang paling malang di dunia ini.

Berusalah kuat menghadapi masalah itu, dengan berupaya mengisi pikiran kita dengan pikiran yang positive, mencari sisi yang paling ringan diantara tindihan bumi dan gunung yang sedang menimpa kita. Memang sulit tapi kita harus mampu keluar dari pikiran dan perasaan itu. Saat itu kita sedang dalam musibah jangan sampai kita menambah beban dengan mengisi pikiran negative dalam benak kita. Belum lagi dampak negative dari pikiran negative tersebut, jangan sampai itu merugikan kita dan orang – orang sekeliling kita.

Dalam upaya keluar dari pikiran negative tersebut, saya teringat pernyataan ustadz ketika mengikuti pengajian rutin, dia mengatakan bahwa kehidupan ini terbatas pada satu individu, ustadz itu mencontohkan sesama saudara kembar tidak akan mengerti apa yang sedang dialami, sesuatu yang sedang dirasakan oleh saudara kembar lainya. Begitulah belum tentu juga musibah kita jauh lebih sulit dari yang lain.

Jika masih memang belum tersadar bahwa bukan Cuma kita yang sedang kepayahan menghadapi musibah ini, cobalah sejenak jalan – jalan ke rumah sakit. Kita akan menyaksikan begitu banyak orang yang sedang bersedih, kesakitan, kesusahan serta kepayahan. Lihatlah raut wajah mereka satu persatu cobalah meraba apa yang sedang mereka alami. Lihatlah wajah keluarga orang sedang sakit, sudah pasti ada raut kelelahan dalam wajah mereka, apalagi jika harus melihat wajah mereka yang sedang sakit, tentu lebih menyedihkan lagi.

Nasihat pada diri
Agar berprasangka baik pada Allah SWT

Palangkaraya, 20 Maret 2015 | ©ibnuabdullah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar